Monday, June 24, 2024

 KONEKSI ANTaR MATERI MODUL 2.1

pembelajaran berdiferensiasi 

cgp angkatan 10 kAB.Tangerang

ireneu anggraeni,s.pD

SMP NEGERI 2 SUKAMULYA 

 

“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”  (Arthur Aufderheide)

 

1. APA ITU PEMBELAJARAN  BERDIFERENSIASI ?

PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang diawali observasi atau asessmen untuk melihat gambaran kaarakteristik murid seperti pada gaya belajar atau kemampuan pemahamannya. Jadi pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan murid dengan melihat aspek kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid.

Kebutuhan belajar murid tidak sama sehingga guru sebagai fasilitator harus dapat memahami dengan berbagai cara agar kebutuhan belajar murid yang beragam dapat di penuhi antara lain melalui pembelajaran berdiferensiasi, sehingga hasil yang dicapai dapat optimal. Pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa keunggulan seperti memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, di kegiatan pembelajarannya kebutuhan murid dapat dipenuhi, lingkungan belajar yang nyaman untuk murid karena sesuai dengan kemammpuan dan keinginannya, dan penilaian yang berkelanjutan


 2. BAGAIMAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI KELAS  ?

A. Agar dapat melakasanakan pembelajaran guru harus :

1.Memahami tujuan pembelajaran

2. Membuat pemetaan pembelajaran kepada siswa 

3. Mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid

4.Melaukan manajemen kelas yang baik

5.Menciptakan lingkungan belajar murid yang menyenanagkan

6. Melakukan penilia berkelanjutan


B. Berkaitan dengan kebutuhan belajar murid guru harus memahami tiga aspek berikut :

  • Kesiapan belajar(readiness), yaitu kapasitas murid untuk mempelajari materi baru. Dalam hal ini guru dapat memetakan kesiapan murid dalam mempelajari materi baru, misalnya murid yang mana yang harus mendapatkan tugas yang mendasar dan yang mana yang harus mendapatkan tugas yang lebih transformatif, murid mana yang masih bergantung pada guru atau murid mana yang lebih mandiri dalam mengerjakan tugas, atau murid mana yang lebih cepat dalam memahami materi dan yang mana yang lebih lambat dalam memahami materi.

  •   Minat berkaitan engan perhatian, keingintahuan, atau hasrat dalam diri murid dan keterlibatana siswa dalam belajar. Gagasan untuk membedakan melalui minta adalah "Menghubungkan" murid  pada pelajaran untuk menjaga minat mereka.Minat murid, murid juga memiliki minat sendiri, ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.

  • Profil belajar murid, Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang diantaranya lingkungan, pengaruh budaya, visual, auditori, dan kinestetik.
C. Kebutuhan belajar murid dapat diidentfikasi dengan cara berikut :

1. Mengamati prilaku murid-murid 
2.Mengidentifiksi pengetahuan awal
3.Meriview dan refleksi terhadap praktik pembelajaran
4.Mencari informasi dari guru sebelunya
5.Membaca rapor sebelumnya
6.Menggunakan penilaian diagnostik dan formatif

D. Strategi untuk mendeferensiasi pembelajaran
Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu murid mencapai hasil belajar yang optimal dengan menerapkan 3 (tiga) strategi pembelajaran diferensiasi yaitu diferensi konten, proses dan produk

  • Diferensiasi konten jenis muatan atau konten apa yang akan diajarkan guru kepada siswa
  • Diferensiasi proses, yaitu proses yang mengacu pada bagaimana siswa akan memahami apa yang mereka pelajari. 
  • Diferensiasi produk, yakni hasil pekerjaan siswa setelah mempelajari materi pelajaran.

3. APAKAH KETERKAITAN  MODUL PEMBELJARAN BERDEFERENSIASI 2.1 DENGAN MODUL YANG LAINNYA ?

Modul  1.1 dengan Modul 2.1

Pendidikan yang di tekankan sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewatara yaitu pendidikan yang berpihak pada anak, dan pada pembelajaran berdiferensiasi mengakomodir hal tersebut karena memperhatikan kebutuhan belajar murid.


Modul 1.2 dengan Modul 2.1

Nilai dan peran guru penggerak merupakan bagian penting yang memfasilitasi pembelajaran dapat berpihak pada murid dan salah satu nilai yaitu berpihak pada murid, hal ini selaras dengan pembelajaran diferensiasi yang dapat diimplementasikan di kelas.

Modul 1.3 dengan Modul 2.1

Visi guru penggerak memberikan ruang kepada murid untuk dapat mengoptimalkan potensi dari minat dan bakatnya sehingga murid dapat kuat dan mandiri, salah satu metode yang digunakan yaitu pembelajaran diferensiasi

Modul 1.4 dengan Modul 2.1

Budaya positif yang dikembangkan di sekolah memiliki tujuan pembentukan karakter baik pada murid. Hal ini di pengaruhi oleh pembelajaran yang nyaman dan berpihak pada murid dengan memperhatikan kebutuhan belajarnya, pada pembelajaran diferensiasi melalui konten, proses maupun produknya dapat mengoptimalkan hal tersebut.

Pembelajaran berdiferensiasi memang penuh tantangan dan tenaga lebih bagi kita sebagai pendidik, tetapi dengan selalu melangkahkan kaki bersama dan melihat kebahagian serta impian murid kita yang begitu besar maka tantangan akan dapat dilalui. 


Terimakasih

Tergerak , bergerak dan menggerakan 😊



Friday, June 14, 2024

 

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4 DESIMINASI BUDAYA POSITIF DI SMPN 2 SUKAMULYA

 
Nama               : IRENEU ANGGRAENI
CGP Angkatan : 10
Kabupaten       : KABUPATEN TANGERANG
Sekolah Asal   : SMPN 2 SUKAMULYA



 

 1. LATAR BELAKANG 

Tujuan pendidikan KHD yaitu menuntun anak dengan segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaaan yang setinggi-tingginya maupun anggota masyarakat.

Anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan minta, bakat serta potensi sebagai individu yang unik, jadi tugas guru memberikan tuntunan agar anak tidak kehilangan arah ehingga terciptalah kemerdekanaan dalam diri anak tersebut.

Budaya positif di sekolah sangatlah penting untuk dikembangkan, karena sekolah merupakan bagian pusat pesndidikan , tempat tumbuh dan berkembngnya karakter anak.Salah satu langkah membentuk lingkungan kelas agar terciptanya budaya positif yaitu dengan membuat kesepakatan kelas , sehingga anak memeiliki keyakinan dan kesadaran dalam penerapan disiplin sehinga memiliki karakter yang kuat sesuai profil pelajar pancasila.


2.TUJUAN

  1.  Menumbuhkan budaya positif dan menanamkan nilai-nilai kebajikan universal
  2. Memahami konsep posisi control guru 
  3. Memahami konsep kebuthan dasar manusia
  4. Memahami konsep keyakinan kelas 
  5. Memahami penerapan segitiga resitusi
  6. Menumbuhkan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada peserta didik 

3.TOLAK UKUR 
  1. Peserta didik membuat kesepakatan dan keyakina kelas 
  2. .Peserta didik mampu menjalankan kesepakatan yaang telah dibuat 
  3. Peserta didik mampu menunjukan prilaku sebagai pembelajaran atas amasalah yang dihadapinyan 
  4. Peserta didik mampu melaksanan budaya posistif keyakinan kelas 

4. LINIMASA TINDAKAN

  1. Meminta izin kepala sekolah untuk mealkukan sosialisasi
  2. Melakukan desiminasi budaya positif dengan PKS dan rekan guru di sekolah
  3. Menjelaskan tentang pentingnya kesepakatan kelas
  4. Guru berkolaborasi dengan peserta didik membuat kesepakatan kelas
  5. Menjadikan kesepakatan kelas senagai pembiasaan budaya positif
  6. Memasang keyakinan kelas 

5. DUKUNGAN YANG DI BUTUHKAN

1. Kerja sama Orang tua di rumah sebagai lingkungan pertama untuk menerapkan budaya positif siswa 

2. Warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya posistif di lingkungan sekolah 3. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah 

4. Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan untuk dapat Bersama-sama berupaya konsisten dalam menerapkan budaya positif

 6.DESKRIPSI AKSI NYATA

Pada tanngal 10 Juni saya mendatangi Kepala sekolah menyampiakn rencana Aksi Nyata Desiminasi Budaya Positif kepada  Dewan guru Smpn 2 Sukamulya, dalam kegiatan itu kepala sekolah menyetujuinya, kemudian saya menyusun langkah-langkah Desiminasi Budaya Positif.

Kegiatan Budaya Positif dilaksanakan pada tanggal 11 Juni. yang di hadiri oleh PKS dan Dewan gru , dalam hal ini PKS dan dewan guru sangat mendukung program dan memulia penanaman Budaya Positif disekolah.

7. HASIL AKSI NYATA 

Rangkaian kegiatan aksi nyata desiminasi budayaposiitf yang dilkukan oleh saya selaku CGP angkatan 1o  menghasilkan pemahaman dari rekan guru  di sekolah mengenai implemntasi budaya poitif di sekolah.

8. PEMBELJARAN YAG DAPAT DIPEROLEH DARI AKSI NYATA

Hal yang saya dapatkan dalam kegiatan desiminasi budaya poitif adalah adanya kolaborasi. Saya bekerjasama dan berkolaborasi untuk dapat terlaksananya desiminasi ini , dan harapan kedepannya saya juga daat bekerjasama dengan seluruh warga sekolah untuk terus mengimplemntasikan budaya positif.

10. RENCANA PERBAIKAN

  • Mengevaluasi kesepakatan kelas yang telah dibuat secara  berkala
  • Menempatkan diri pada posisi control manager secara konsisten dan berkelanjutan
  • Menerapkan segitiga restitusi pada setiap masalah yang ada
  • Berkolaborasi dengan semua pihak demi terwujudnya Budaya positif
  • Penutup


AKSI NYATA KEYAKINA KELAS

 





Wednesday, June 5, 2024

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 1.4  BUDAYA POSITIF

IRENEU ANGGARENI, S.Pd

CGP ANGKATAN 10

SMP NEGERI 2 SUKAMULYA

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh 

Selamat bertemu kembali dengan saya dan kali ini saya akan menuliskan tentang jurnal refleksi dwi mingguan saya pada modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi ini harus dituangkan kedalam jurnal refleksi setiap saya menyelesaikan materi setiap modul. dan jurnal refleksi ini merupakan tugas yang wajib harus dilakukan pada pendidikan guru penggerak oleh semua Calon Guru Penggerak. Seperti biasanya saya menuliskan kegiatan refleksi ini saya menggunakan model 4F yaitu:

1. Facts (Peristiwa)

2. Feelings(Perasaan)

3. Findings(Pembelajaran)

4. Future (Penerapan)

Dan marilah kita ikuti satu persatu refleksi saya tentang modul 1.4 budaya positif.

 

1. Facts(Peristiwa)

 

Kegiatan pada modul 1.4 dimulai dari tanggal 14 Mei 2024 saya mempelajari materi mulai dari diri. Pada materi ini saya mempelajari materi dan membuat pertanyaan maupun pernyataan tentang kasus atau persoalan yang diberikan dalam LMS. Kemudian pada tanggal 15 sampai dengan 16 Mei 2024saya mempelajari materi Eksplorasi Konsep . 

 

Materi pada ekspolrasi konsep ini cukup banyak. Disamping mempelajari materi saya juga harus membuat pernyataan yang ada pada materi tersebut.Materinya tentang disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal,segitiga restitus, keyakinan kelas, 5 posisi control guru dan juga 5 kebutuhan dasar manusia. Pada tanggal 17 sampai dengan 20 masih dengan eksplorasi konsep  forum diskusi. 

 

Pada tanggal 21 Mei 2024 saya memasuki  ruang kolaborasi, saya mempelajari materi dan menjawab pertanyaan yang ada di LMS Disini saya dan teman-teman calon guru penggerak lain dibimbing Fasilitaor saya yaitu Ibu Dewi Rahmawati,M.Pd dengan didampingi pengajar Pratik Ibu Mina Rabiatul Asiah, M.Pd. Dalam diskusi ini calon guru penggerak memahami konsep budaya positif dan saling berdiskusi memberi masukan dan penguatan serta saling menanggapi. Pada  ruang kolaborasi kali ini dibagi menjadi 3 kelompok ,saya harus mendiskusikan bersama kelompok tentang 4 kasus yang diberikan . 

                                                             



Saya masuk di kelompok 2 bersama Ibu Erna, Ibu Vina, Ibu St. Nurhayarti dan saya sendiri ( Ireneu anggraeni)  Setelah diskusi tentang 4 kasus tersebut  menyiapakan presentasi tentang  4 kasus tersebut. Pada tanggal 22 Mei 2024  saya kembali bersama dengan Fasilitator dan teman guru penggerak lainnya melakukan kegiatan presentasi. Pada saat presentasi calon guru penggerak aktif dalam tanya jawab. Setiap kelompok mempresentasikan dan menanggapi presentasi dari kelompok lain. setelah presentasi tugas kelompok semakin sempurna diunggah ke LMS pada sesi unggah ruang kolaborasi.Pada tanggal 27 Mei   2024 masuk ke demonstrasi kontekstual . saya pada kegiatan ini diminta untuk mempraktikkan segitiga restitusi dengan dua kasus berbeda. Selanjutnya untuk diunggah di LMS. Saat itu saya mempraktikkan kasus murid yang  bertengkar dengan temannya dan murid yang selalu  terlambat ke sekolah.

 

Pada tanngal 29 mei 2024,  saya melakukan kegiatan PI 2 pendampingan individu 2 dengan pengajar prakti Ibu Mina Rabiatul Asiah,M.Pd, Dalam kegitan PI 2 ini pun saya melakukan disksui dengan pemangku sekolah dan rekan sejawat mengenai visi  sekolah dan Prakarsa perubahan. Berkolaborasi dengan kepala sekolah, PKS Kurikulum dan rekan sejawatpun berjalan dengan baik.

                


Pada tanggal 30  Mei 2024 saya masuk pada materi elaborasi pemahaman lewat google meet bersama instruktur nasional Ibu Dyah Sulistyowati. Disini Ibu Dyah Sulistyowati memberikan penguatan tentang modul 1.4 budaya positif ini. kemudian saya diminta untuk membuat koneksi antar materi,mengaitkan materi sebelumnya dengan materi sekarang serta membuat kesimpulan . selain itu saya diminta menjawab pertanyaan panduan dalam materi koneksi materi ini. setelah itu kita diharuskan membuat tabel rancangan aksi nyata . 

                                       



 

Setelah itu semua dilanjutkan untuk membuat aksi nyatanya untuk diunggah di LMS. pada tanggal 31 Mei sampai 14 Juni . Pada tanngal 3 Juni 2024 saya menjalani post tes modul 1 . Saya diberikan waktu satu jam untuk menjawab 20 soal pilihan ganda tentang materi modul 1.

 

2. Feelings(Perasaan)

 

Setelah mempelajari modul 1.4 perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias untuk bisa menerapkan materi modul 1.4 ini. Dan pada saat saya menerapkan membuat keyakinan kelas disitulah saya menemukan hal yang berbeda karena dalam pembuatan keyakinan kelas ini murid dengan kesadaraannya mengungkapkan nilai-nilai kebajikan disiplin positif yang akan diyakininya. Pada saat pembuatan keyakinan kelas ini perasaan saya senang karena ternyata murid juga antusias melaksanakannya. Selain itu saya juga senang dalam praktik segitiga restitusi untuk memperbaiki kesalahan murid. Pada saat saya melakukan restitusi itu saya sangat menghargai murid karena mau terbuka dengan permasalahan yang dihadapi dan tentang bagaimana cara memperbaikinya. Sangat senangnya perasaannya  ketika saya bisa melakukan kedua hal tersebuat. Ketika murid melanggar peraturan mereka harus menerima konsekuensi sesuai dengan apa yang kemarin disepakati.

 

3. Findings(Pembelajaran)

 

Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 1.4 budaya positif ini adalah bahwa sebagai calon guru penggerak harus menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi kontrol sebagai manajer dengan manajer dengan menerapkan segitiga restitusi sebagai solusi ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas. 

Karena restitusi menciptakan kondisi murid untuk memperbaiki kesalahan merekabisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;2004). Dan memang benar hal tersebut dapat menyelesaikan masalah selesai dengan damai dan anak-anakpun tidak kehilangan identitas mereka justru mereka kembali dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik.

 

4. Future(Penerapan)

 

sebagai penerapan kedepan saya adalah sebagai berikut:

·     Berbagi praktik baik kepada rekan sejawat apa yang sudah saya pelajari dan praktekkan

·     membuat keyakinan kelas pada kelas yang lain

·     selalu menerapkan segitiga restitusi untuk memperbaiki kesalahan murid

 

Demikianlah Jurnal Dwi Mingguan saya terkait modul 1.4 tentang Budaya Positif.

 

Salam Guru Penggerak !!!

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh 

  JURNAL REFLEKSI DWI MNGGUAN MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID     IRENEU ANGGRAENI CGP 10 Kab.Tangerang ...